Review Drama Series Road to Red Restaurants List [NETFLIX]: Perjalanan seorang medioker mencari makanan hampir punah

©Netflix

Apa rasanya saat kamu beranjak menuju usia 40 tahun dan kamu menyadari bahwa kamu adalah seorang pekerja medioker yang banyak kalah cepat dari generasi pendatang? Inilah yang dirasakan Tamio Suda, seorang pekerja biasa aja yang kesehariannya bangun pagi-makan-naik kereta-kerja-pulang naik kereta-dinner sama anak istri-tidur-repeat. Populasi ini banyak banget tentunya, karena sebenarnya mereka adalah penggerak roda perekonomian. Tapi pada satu titik, kebosanan dan menanyakan makna hidup datang menyergap.

Pak Suda akhirnya punya ide untuk pergi jauh tiap weekend naik mobilnya yang udah dimodifikasi jadi semacam camper van ke penjuru Jepang dan mencoba makanan-makanan baru, dan tampak akan punah karena tidak ada penerusnya. Ia pun bertemu orang baru, mengobrol, menantang dirinya sendiri keluar dari zona nyaman untuk mencoba makanan baru. 

Drama ini sangat hangat dan pemain-pemainnya pun ada yang sama dengan drama makanan serupa, Midnight Diner. Nontonnya gak pake mikir, tapi bikin kita merasa bahwa menjadi biasa itu tidak apa-apa, dan kita bisa bahagia dengan petualangan-petualangan sederhana sehari-hari.

Rating: 
★★★☆☆

Tonton Trailer:

Kali ini bukan trailer ya, karena kami nggak nemu trailernya. Jadi ini Red List campaign yang asli yang diangkat ke TV show-nya.

Oh yes!

• Slow moving dan ga perlu mikir
• Terasa relate banget untuk anak Jabodetabek yang suka road trip pas mudik dan ngalamin makan di sepanjang Pantura

Downside

• Mungkin bisa jadi agak membosankan buat yang suka drama lain bertema makanan
• Nggak terlalu ada aftertaste yang bersisa setelah nonton

Road to Red Restaurants List [2020]

• Rating: 7+
• General genre: Slice of Life
• Mood: Slow, weekend
• Jumlah episode: 12
• Rata-rata waktu tonton per episode: 24 menit
• Cocok untuk: Weekend lunch
• Stunning casts: Takayuki Hamatsu (Tamio Suda)
• Available di: Netflix

Trivia: Restaurant Red List ini ternyata awalnya adalah campaign dari sebuah agensi kreatif Jepang untuk mempromosikan UMKM dan turisme di wilayah-wilayah yang dilanda krisis "aging population". Setelah Red Restaurant List - yang diangkat dari 'red list' IUCN untuk satwa liar ini - terkenal, kemudian diangkat menjadi TV show.